Mi’raj adalah perjalanan Baginda Rasulullah SAW dari Masjidil Al-Aqsa ke Sidratul Muntaha, kemudian di perjalanan Baginda bertemu Nabi-nabi pada setiap langit sampai langit ketujuh.
Thursday, 10 June 2021
FHOTO FHOTO MULUD KALIWADAS TERLENGKAP TAHUN 2012 ( ARSIP PHBI NURUL HUDA KALIWADAS SERANG BANTEN )
Berikut ini Fhoto Fhoto Lengkap Mulud Atau Maulid Nabi Besar Muhamad SAW.
Di Link. Kaliwadas Serang Banten Tahun 2012
Berikut ini Fhoto2 Saat Ziarah Ke Banten Lama Khitanan Masal Link. Kaliwadas Serang Banten
FHOTO FHOTO SAAT PENGANGKATAN PANJANG MULUD KALIWADAS 2012
TERLENGKAP :
Monday, 7 June 2021
Thursday, 3 June 2021
KUTIPAN KECIL TENTANG SEJARAH QUR'BAN
CERITA SINGKAT TENTANG QUR'BAN
Idul Adha atau juga biasa disebut Idul Kurban tentunya juga memilih sejarah panjang dimana dikisahkan pada zaman Nabi Ibrahim AS saat akan menyembelih putranya, Ismail, sebelum akhirnya diganti dengan seekor kibas (domba) oleh Allah SWT.
Sebelum masuk ke sejarah kurban, Ibadah kurban bisa dimaknai dengan sebuah bentuk kepasrahan seorang hamba kepada Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Perintah untuk berkurban ini telah digariskan oleh Allah SWT dalam Alquran:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar (108) : 1-2).
Perayaan hari raya Idul Adha tidak lepas dari pemotongan hewan kurban. Asal mula kurban berawal dari lahirnya nabi Ismail A.S. Pada saat itu dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim A.S tidak memiliki anak hingga di masa tuanya, lalu beliau berdoa kepada Allah.
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS Ash-Shafaat (37) : 100).
Sewaktu Nabi Ismail A.S mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim A.S mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya. Mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara turunnya wahyu Allah SWT, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim A.S. Nabi Ibrahim A.S pun akhirnya menyampaikan isi mimpinya kepada Ismail untuk melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail.
Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai Bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS Ash-Shafaat: 102)
Nabi Ismail meminta ayahnya untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan. Dan beliau berjanji kepada ayahnya akan menjadi seorang yang sabar dalam menjalani perintah itu. Sungguh mulia sifat Nabi Ismail A.S. Allah memujinya di dalam Al-Qur’an:
“Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.” (QS Maryam (19) : 54)
Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya dan bersiap melakukan penyembelihan. Nabi Ismail A.S pun siap menaati instruksi ayahnya. Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail A.S nampak menunjukkan keteguhan, ketaatan dan kesabaran mereka dalam menjalankan perintah itu.
Saat Nabi Ibrahim A.S hendak mengayunkan parang, Allah SWT lalu menggantikan tubuh Nabi Ismail A.S dengan sembelihan besar, yakni berupa domba jantan dari Surga, yang berwarna putih, bermata bagus, bertanduk.
“Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS Ash-Shafaat (37) : 104:107).
Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pergorbanan Nabi Ismail A.S itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan ketaatan Mereka kepada Allah SWT. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim A.S telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pergorbanan puteranya untuk berbakti melaksanakan perintah Allah SWT.
Sedangkan Nabi Ismail A.S tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam menjalankan perintah Allah SWT dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan kepada orang tuanya.
Dari sinilah asal permulaan sunah berkurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Idul Adha di seluruh pelosok dunia. Wallahu A’lam Bishsawab.
Dikutip dari berbagai Sumber
PENGERTIAN ISRA' MI'RAJ
Peristiwa singkat Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW.
Isra' Mi'raj merupakan sebuah peristiwa penting yang terjadi dalam perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Dalam Isra' Mi'raj, Rasulullah Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem, Palestina menuju langit ke tujuh kemudian ke Sidratul Muntaha. Perjalanan yang menembus langit ketujuh itu hanya ditempuh satu malam atas perintah Allah SWT. Di sanalah Nabi Muhammad SAW menerima perintah dari Allah SWT berupa shalat lima waktu. Mengapa dikatakan Isra' Mi'raj ?
Apa itu Isra'?
Isra' adalah Perjalanan Baginda Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsa, dengan jarak antara kedua mesjid itu adalah 1239 Km. Waktu itu Rasulullah menaiki Buraq ditemani malaikat Jibril A.S dan malaikat Israfil A.S.
Apa itu Mi’raj?
Sebenarnya Isra' dan Mi'raj merupakan dua peristiwa berbeda. Namun karena dua peristiwa ini terjadi pada waktu yang bersamaan maka disebutlah Isra' Mi'raj.
Dalam perjalanan bertemu Sang Pencipta, selain ditemani malaikat Jibril, Rasullulah mengendarai Buraq, yakni hewan putih panjang, berbadan besar melebihi keledai dan bersayap. Dikisahkan Buraq, sekali melangkah bisa menempuh perjalanan sejauh mata memandang dalam sekejap untuk melewati 7 langit dan bertemu dengan para penghuni di setiap tingkatan.
Dalam hadits tersebut dikisahkan, di langit tingkat pertama, Rasullulah SAW bertemu dengan manusia sekaligus Wali Allah SWT pertama di muka bumi, Nabi Adam A.S. Saat bertemu nabi Adam, Rasullulah sempat bertegur sapa sebelum akhirnya meninggalkan dan melanjutkan perjalanannya. Nabi Adam membalasnya dengan membekali Rasulullah lewat doa agar selalu diberi kebaikan pada setiap urusan yang dihadapinya.
Kemudian di langit kedua, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Isa A.S dan Nabi Yahya A.S. Seperti halnya di langit pertama, Rasullulah disapa dengan ramah oleh kedua nabi pendahulunya. Sewaktu akan meninggalkan langit kedua, Nabi Isa A.S dan Yahya A.S juga mendoakan kebaikan kepada Rasullulah. Kemudian Rasullulah bersama Malaikat Jibril terbang lagi menuju langit ketiga.
Lalu di langit ketiga, Rasullulah bertemu dengan Nabi Yusuf A.S, manusia tertampan yang pernah diciptakan Allah SWT di bumi. Dalam pertemuannya, Nabi Yusuf A.S memberikan sebagian dari ketampanan wajahnya kepada Nabi Muhammad SAW. Dan juga di akhir pertemuannya, Nabi Yusuf A.S memberikan doa kebaikan kepada nabi terakhir itu.
Setelah berpisah dengan Nabi Yusuf A.S di langit ketiga, Nabi Muhammad melanjutkan perjalanan dan sampailah dia ke langit keempat. Pada tingkatan ini, Rasullulah bertemu Nabi Idris A.S. Yaitu manusia pertama yang mengenal tulisan, dan nabi yang berdakwah kepada bani Qabil dan Memphis di Mesir untuk beriman kepada Allah SWT. Seperti pertemuan dengan nabi-nabi sebelumnya, Nabi Idris A.S memberikan doa kepada Nabi Muhammad SAW supaya diberi kebaikan pada setiap urusan yang dilakukannya.
Selanjutnya di langit kelima, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Harun. Yaitu nabi yang mendampingi saudaranya, Nabi Musa A.S berdakwah mengajak Raja Firaun yang menyebut dirinya tuhan dan kaum Bani Israil untuk beriman kepada Allah SWT. Harun terkenal sebagai nabi yang memiliki kepandaian berbicara dan meyakinkan orang. Di langit kelima, Nabi Harun mendoakan Nabi Muhammad SAW senantiasa selalu mendapat kebaikan pada setiap perbuatannya.
Pada langit keenam, Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril bertemu dengan Nabi Musa A.S. Yaitu nabi yang memiliki jasa besar dalam membebaskan Bani Israil dari perbudakan dan menuntunnya menuju kebenaran Illahi. Selama bertemu dengan Muhammad SAW, Nabi Musa A.S menyambut layaknya kedua sahabat lama yang tidak pernah bertemu. Sebelum Nabi Muhammad pamit meninggalkan langit keenam, Nabi Musa melepasnya dengan doa kebaikan.
Perjalanan terakhir, Nabi Muhammad SAW ke langit ketujuh bertemu dengan sahabat Allah SWT, bapaknya para nabi, Ibrahim A.S. Sewaktu bertemu, Nabi Ibrahim sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Makmur, yaitu suatu tempat yang disediakan Allah SWT kepada para malaikatnya. Setiap harinya, tidak kurang dari 70 ribu malaikat masuk ke dalam. Kemudian Nabi Ibrahim mengajak Muhammad untuk pergi ke Sidratul Muntaha sebelum bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah wajib salat. Sidratul Muntaha adalah sebuah pohon besar yang berada di langit ketujuh. Ia adalah pemisah. Disebut muntaha (akhir) karena ia merupakan batas akhir dari sebuah perjalanan. Tidak ada satu makhluk pun yang pernah melewatinya kecuali Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Sedangkan Pohon Sidr adalah Pohon Bidara.
Masih dalam hadits yang sama, Rasullulah SAW menceritakan bentuk fisik dari Sidratul Muntaha, yaitu berdaun lebar seperti telinga gajah dan buahnya yang menyerupai tempayan besar. Namun ciri fisik Sidratul Muntaha berubah ketika Allah SWT datang. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri tidak bisa berkata-kata menggambarkan keindahan pohon Sidratul Muntaha. Pada kepercayaan agama lain, Sidratul Muntaha juga diartikan sebagai pohon kehidupan. Di Sidratul Muntaha inilah Nabi Muhammad berdialog dengan Allah SWT, untuk menerima perintah wajib salat lima waktu dalam sehari.
Perjalanan Rasulullah saat itu tidak lah mudah, meskipun beliau dimuliakan oleh Allah SWT tetap saja Nabi Muhammad SAW dihadapkan dengan berbagai godaan. Godaan pertama, ketika nabi ditawari meminum khamar atau susu, namun Rasulullah lebih memilih susu. Selama perjalanan Nabi Muhammad SAW juga selalu diganggu dengan panggilan dari setan, iblis dan perempuan penggoda.
Ketika mencapai Sidratul Muntaha di langit ketujuh maka perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam menerima perintah Allah SWT telah berakhir. Perintah yang diterima Rasulullah saat itu yaitu berupa perintah sholat 50 waktu dalam satu hari. Namun ketika menerimanya, Nabi Muhammad SAW diperingatkan oleh nabi Musa A.S untuk memperhatikan kemampuan umatnya.
Menyadari hal itu membuat Nabi Muhammad SAW meminta keringanan pada Allah SWT sehingga perintah sholat diringankan menjadi lima waktu dalam sehari. Sejak saat itulah umat Muslim harus melakukan shalat wajib lima waktu yaitu :
- Subuh
- Zuhur
- Ashar
- Magrib
- Isya
Dengan adanya kisah perjalanan ini semoga dapat mempertebal keimanan dengan tidak meninggalkan shalat lima waktu yang disyariatkan.
Peristiwa Isra' Mi'raj juga telah tertuang dalam Al-Qur'an surat Al Isra:
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat".
Demikian kisah tentang bagaimana peristiwa Isra' Mi'raj terjadi. Semoga selalu jadi pengingat kita untuk tetap menjalankan perintah Allah SWT. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
Sumber : TIM MARCOM AT-TAUBAH
TANYA JAWAB NABI MUHAMAD SAW DENGAN IBLIS
TANYA JAWAB NABI MUHAMAD SAW DENGAN IBLIS
Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, “Hai Iblis! Bahwa Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap Rasullullah saw. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputussemua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras.”
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya seperti ekor lembu. Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka sambut Iblis (alaihi laknat),
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya seperti ekor lembu. Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka sambut Iblis (alaihi laknat),
“Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak mejawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah, “Hai Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu?
Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang menemuiku?”
Taklimat Iblis, “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah Khatamul Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yangengkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya,tiadalah aku berani menyembunyikannya.”
Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu.”
Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah satu peluangku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1):
“Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?”
“Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?”
Jawab Iblis:
“Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka bumi ini.”
“Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka bumi ini.”
Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun menggeletar karena ketakutan. Sambung Iblis, “Ya Khatamul Anbiya! Ada pun aku dapat merubah diriku seperti sekalian manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suara pun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah.
Kiranya aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu. Aku cabut iktikad/niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu jugalah aku berusaha menarik mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dankekal di dalamnya bersamaku.”
Pertanyaan Nabi (2):
“Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?”
“Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?”
Jawab Iblis:
“Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya
kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan
benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan
sholat, terbuai dengan makan minum, berbuat durhaka, aku lalaikan
dengan harta benda daripada emas, perak dan permata, rumahnya,
tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan haram.
“Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya
kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan
benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan
sholat, terbuai dengan makan minum, berbuat durhaka, aku lalaikan
dengan harta benda daripada emas, perak dan permata, rumahnya,
tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan haram.
Demikian juga ketika pesta yang bercampur antara lelaki dan perempuan.
Disana aku lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang peraturan dan
minum arak. Apabila terminum arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan
malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu
maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga kepada
pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah
mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Disana aku lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang peraturan dan
minum arak. Apabila terminum arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan
malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu
maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga kepada
pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah
mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau
berbuat amal ibadat, aku akan rayu mereka supaya mereka menangguhkannya.
berbuat amal ibadat, aku akan rayu mereka supaya mereka menangguhkannya.
Bertambah keras aku goda supaya menambahkan maksiat dan mengambil
isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa ria, takabur,
megah, sombong dan melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka
akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda
mereka setiap saat.”
isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa ria, takabur,
megah, sombong dan melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka
akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda
mereka setiap saat.”
Pertanyaan Nabi (3):
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang
tidak mendatangkan faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta
siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah!
Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang
menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang
memberi kekuatan anggota badanmu?”
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang
tidak mendatangkan faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta
siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah!
Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang
menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang
memberi kekuatan anggota badanmu?”
Jawab Iblis:
“Semuanya itu adalah anugerah daripada Allah Yang Maha Besar juga.
Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya.
Engkau lebih tahu bahwa Diriku telah beribu-ribu tahun menjadi ketua
seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke
satu langit yang tinggi. Kemudian Aku tinggal di dunia ini beribadat
bersama sekalian Malaikat beberapa waktu lamanya.
“Semuanya itu adalah anugerah daripada Allah Yang Maha Besar juga.
Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya.
Engkau lebih tahu bahwa Diriku telah beribu-ribu tahun menjadi ketua
seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke
satu langit yang tinggi. Kemudian Aku tinggal di dunia ini beribadat
bersama sekalian Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah
di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan lelaki
(Nabi Adam) lalu dititahkan seluruh Malaikat memberi hormat kepada
lelaki itu, kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah murka
kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu bertukar
menjadi keji dan kelam. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah
menjadikan Adam raja di syurga dan dikurniakan seorang permaisuri
(Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan
dendam kepada mereka.
di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan lelaki
(Nabi Adam) lalu dititahkan seluruh Malaikat memberi hormat kepada
lelaki itu, kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah murka
kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu bertukar
menjadi keji dan kelam. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah
menjadikan Adam raja di syurga dan dikurniakan seorang permaisuri
(Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan
dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh
Adam memakan buah Khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia.
Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah
(di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak.
Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya
Habil. Itu pun aku masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya aku
lakukan hingga Hari Kiamat.
Adam memakan buah Khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia.
Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah
(di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak.
Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya
Habil. Itu pun aku masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya aku
lakukan hingga Hari Kiamat.
Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah
dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang
menyuruh manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga mereka
Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain
aripada apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya
hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan carut-marut.
dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang
menyuruh manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga mereka
Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain
aripada apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya
hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan carut-marut.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak dibenarkan
oleh Allah untuk naik ke langit serta mencuri rahasia, kerana banyak
Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku
berkeras juga hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak
panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tenteraku yang terkena
lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah
kesusahanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut.”
oleh Allah untuk naik ke langit serta mencuri rahasia, kerana banyak
Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku
berkeras juga hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak
panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tenteraku yang terkena
lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah
kesusahanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut.”
Pertanyaan Nabi (4):
“Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari manusia?”
“Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari manusia?”
Jawab Iblis:
“Pertama sekali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir
juga ada dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika
tidak berhasil juga, aku akan tarik dengan cara mengurangi pahala.
Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan jalanku”
“Pertama sekali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir
juga ada dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika
tidak berhasil juga, aku akan tarik dengan cara mengurangi pahala.
Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan jalanku”
Pertanyaan Nabi (5):
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis:
“Sebesar-besarnya kesusahanku. Gementarlah badanku dan lemah tulang
sendiku. Maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda
seorang manusia, pada setiap anggota badannya.
“Sebesar-besarnya kesusahanku. Gementarlah badanku dan lemah tulang
sendiku. Maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda
seorang manusia, pada setiap anggota badannya.
Setengah-setengahnya datang pada setiap anggota badannya supaya malas
sholat, was-was, terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan
dunia yang ditinggalkannya, sentiasa hendak cepat habis sholatnya,
hilang khusyuknya – matanya sentiasa menjeling ke kiri kanan,
telinganya senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi
yang lain. Setengah Iblis duduk di belakang badan orang yang
sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud berlama-lama, penat
atau duduk tahiyat dan dalam hatinya senantiasa hendak cepat habis
sholatnya, itu semua membawa kepada kurangnya pahala. Jika para Iblis
itu tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum
mereka dengan seberat-berat hukuman.”
sholat, was-was, terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan
dunia yang ditinggalkannya, sentiasa hendak cepat habis sholatnya,
hilang khusyuknya – matanya sentiasa menjeling ke kiri kanan,
telinganya senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi
yang lain. Setengah Iblis duduk di belakang badan orang yang
sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud berlama-lama, penat
atau duduk tahiyat dan dalam hatinya senantiasa hendak cepat habis
sholatnya, itu semua membawa kepada kurangnya pahala. Jika para Iblis
itu tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum
mereka dengan seberat-berat hukuman.”
Pertanyaan Nabi (6):
“Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
“Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis:
“Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah, maka rasa terbakarlah
tubuhku, putus-putus segala uratku lalu aku lari daripadanya.”
“Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah, maka rasa terbakarlah
tubuhku, putus-putus segala uratku lalu aku lari daripadanya.”
Pertanyaan Nabi (7):
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis:
“Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah
mencukupkan rukun Islamnya.”
“Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah
mencukupkan rukun Islamnya.”
Pertanyaan Nabi (8):
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis:
“Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya kepadaku.
Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan
Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang
yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan
digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatatkan
dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala
isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan
ikan-ikan semuanya siang malam mendoakan ampunan bagi orang yang
berpuasa. Satu lagi kemuliaan orang berpuasa ialah dimerdekakan pada
setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup
manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya, serta dihembuskan
angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke
dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah
datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku,
jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas
dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana
pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu
berpuasa barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu
umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana
mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa
takut dibandingkan bulan biasa.”
“Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya kepadaku.
Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan
Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang
yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan
digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatatkan
dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala
isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan
ikan-ikan semuanya siang malam mendoakan ampunan bagi orang yang
berpuasa. Satu lagi kemuliaan orang berpuasa ialah dimerdekakan pada
setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup
manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya, serta dihembuskan
angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke
dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah
datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku,
jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas
dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana
pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu
berpuasa barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu
umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana
mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa
takut dibandingkan bulan biasa.”
Pertanyaan Nabi (9):
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Jawab Iblis:
“Seluruh sahabatmu juga adalah sebesar – besar seteruku. Tiada upayaku
melawannya dan tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada mereka.
Karena engkau sendiri telah berkata: “Seluruh sahabatku adalah seperti
bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat
petunjuk.” Saidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak
dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu
percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan
engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini
dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan
Abu Bakar. Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu karena engkau
menikah dengan anaknya, Saiyidatina Aisyah yang juga banyak menghafadz
Hadits-haditsmu. Saidina
“Seluruh sahabatmu juga adalah sebesar – besar seteruku. Tiada upayaku
melawannya dan tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada mereka.
Karena engkau sendiri telah berkata: “Seluruh sahabatku adalah seperti
bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat
petunjuk.” Saidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak
dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu
percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan
engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini
dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan
Abu Bakar. Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu karena engkau
menikah dengan anaknya, Saiyidatina Aisyah yang juga banyak menghafadz
Hadits-haditsmu. Saidina
Umar Al-Khattab pula tidaklah berani aku pandang wajahnya karena dia
sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku
pandang wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendiku karena sangat
takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah
mengatakan, “Jikalau adanya Nabi sesudah aku maka Umar boleh
menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai
membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku
pandang wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendiku karena sangat
takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah
mengatakan, “Jikalau adanya Nabi sesudah aku maka Umar boleh
menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai
membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Saidina Usman Al-Affan lagi, aku tidak bisa bertemu, karena lidahnya
senantiasa bergerak membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar,
penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak dua kali.
Karena taatnya, banyak Malaikat datang melawat dan memberi hormat
kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau
mengatakan, “Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada
kitab atau kertas-kertas dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala
seperti pahala Usman mati syahid.”
senantiasa bergerak membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar,
penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak dua kali.
Karena taatnya, banyak Malaikat datang melawat dan memberi hormat
kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau
mengatakan, “Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada
kitab atau kertas-kertas dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala
seperti pahala Usman mati syahid.”
Saidina Ali Abi Talib pun itu aku sangat takut karena hebatnya dan
gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim
orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka
terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadat
serta beliau adalah golongan orang pertama memeluk agama Islam dan
tidak pernah menundukkan kepalanya kepada sebarang berhala. Bergelar
‘Ali Karamullahu Wajhahu’ – dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga
‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata, “Akulah negeri segala
ilmu dan Ali itu pintunya.” Tambahan pula dia menjadi menantumu,
semakin aku ngeri kepadanya.”
gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim
orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka
terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadat
serta beliau adalah golongan orang pertama memeluk agama Islam dan
tidak pernah menundukkan kepalanya kepada sebarang berhala. Bergelar
‘Ali Karamullahu Wajhahu’ – dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga
‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata, “Akulah negeri segala
ilmu dan Ali itu pintunya.” Tambahan pula dia menjadi menantumu,
semakin aku ngeri kepadanya.”
Pertanyaan Nabi (10):
“Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?”
“Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?”
Jawab Iblis:
“Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit
yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat
kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah serta meninggalkan
laranganNya seperti kata Jibril a.s, “Ulama itu adalah pelita dunia
dan pelita akhirat.”
“Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit
yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat
kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah serta meninggalkan
laranganNya seperti kata Jibril a.s, “Ulama itu adalah pelita dunia
dan pelita akhirat.”
Yang kedua umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur
dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal soleh, tawakal dan
kebajikan.
dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal soleh, tawakal dan
kebajikan.
Yang ketiga umatmu seperti Firaun; terlampau tamak dengan harta
dunia serta dihilangkan amal akhirat. Maka akupun bersukacita lalu
masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan
aku hela ke mana saja mengikuti kehendakku. Jadi dia senantiasa
bimbang kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada masa
beramal ibadat, tidak hendak mengeluarkan zakat, miskin hendak
beribadat. Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan apabila diizinkan
Allah dia menjadi kaya, maka dilupakan beramal, tidak berzakat
seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu
terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan
hartanya dan setengahnya asyik hendak merebut dunia harta, bercakap
besar sesama Islam, benci dan menghina kepada yang miskin,
membelanjakan hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi dan perempuan
lacur.”
dunia serta dihilangkan amal akhirat. Maka akupun bersukacita lalu
masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan
aku hela ke mana saja mengikuti kehendakku. Jadi dia senantiasa
bimbang kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada masa
beramal ibadat, tidak hendak mengeluarkan zakat, miskin hendak
beribadat. Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan apabila diizinkan
Allah dia menjadi kaya, maka dilupakan beramal, tidak berzakat
seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu
terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan
hartanya dan setengahnya asyik hendak merebut dunia harta, bercakap
besar sesama Islam, benci dan menghina kepada yang miskin,
membelanjakan hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi dan perempuan
lacur.”
Pertanyaan Nabi (11):
“Siapa yang serupa dengan engkau?”
“Siapa yang serupa dengan engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang belajar agama
Islam.”
“Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang belajar agama
Islam.”
Pertanyaan Nabi (12):
“Siapa yang mencahayakan muka engkau?”
“Siapa yang mencahayakan muka engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji.”
“Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji.”
Pertanyaan Nabi (13):
“Apakah rahasia engkau kepada umatku?”
“Apakah rahasia engkau kepada umatku?”
Jawab Iblis:
“Jika seorang Islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa
pelindung syaitan, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke
badannya tanpa dia sadari.”
“Jika seorang Islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa
pelindung syaitan, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke
badannya tanpa dia sadari.”
Pertanyaan Nabi (14):
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?”
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?”
Jawab Iblis:
“Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa
pelindung syaitan, maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku
akan bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan bercampurlah benihku
dengan benih isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar
kepada pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua
karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan
tanpa membaca Bismillah, aku yang dahulu makan daripadanya. Walaupun
mereka makan, tiadalah merasa kenyang.”
“Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa
pelindung syaitan, maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku
akan bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan bercampurlah benihku
dengan benih isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar
kepada pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua
karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan
tanpa membaca Bismillah, aku yang dahulu makan daripadanya. Walaupun
mereka makan, tiadalah merasa kenyang.”
Pertanyaan Nabi (15):
“Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?”
“Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?”
Jawab Iblis:
“Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah,
menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah segeralah mengambil
air wudhu’, maka padamlah marahnya.”
“Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah,
menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah segeralah mengambil
air wudhu’, maka padamlah marahnya.”
Pertanyaan Nabi (16):
“Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?”
“Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?”
Jawab Iblis:
“Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak
atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku
mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada
bulu itu.”
“Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak
atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku
mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada
bulu itu.”
Pertanyaan Nabi (17):
“Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?”
“Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka
(mendusin) di waktu subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku
lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian jua pada waktu zuhur, asar,
maghrib dan isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat.”
“Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka
(mendusin) di waktu subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku
lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian jua pada waktu zuhur, asar,
maghrib dan isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat.”
Pertanyaan Nabi (18):
“Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?”
“Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak
diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan sholat
tengah malam.”
“Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak
diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan sholat
tengah malam.”
Pertanyaan Nabi (19):
“Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?”
“Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di dalamnya”
“Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di dalamnya”
Pertanyaan Nabi (20):
“Apa lagi yang memecahkan mata engkau?”
“Apa lagi yang memecahkan mata engkau?”
Jawab Iblis:
“Orang yang taat kepada kedua ibubapanya, mendengar kata mereka,
membantu makan pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah
bersabda, ‘Syurga itu di bawah tapak kaki ibu’”
“Orang yang taat kepada kedua ibubapanya, mendengar kata mereka,
membantu makan pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah
bersabda, ‘Syurga itu di bawah tapak kaki ibu’”
Subscribe to:
Posts (Atom)